Kamis, 11 Juni 2015

KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN

BAB I 
PPENDAHULUAN 


1.1 Latar Belakang 
Pembelajaran sebagai bagian integral dari pendidikan harus mampu melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas yang dinikmati oleh setiap warga. Konsep pendidikan untuk semua (education for all), mengandung makna bahwa pendidikan harus mampu melayani dan mengembangkan siswa sesuai dengan potensi, minat dan bakat yang dimilikinya. 
Dengan perkembangan teknologi yang akhir-akhir semakin pesat, seorang guru dituntut untuk lebih menambah kualitas ilmu dengan banyak belajar dari berbagai sumber ilmu yang dimiliki oleh guru harus diajarkan kepada siswa dengan keterampilan mengajar yang baik. Selain pengetahuan ilmu yang harus ditambah, guru juga penting menguasai beberapa keterampilan mengajar, karena betapapun tingginya ilmu yang dimiliki oleh seorang guru itu, jika tidak menguasai keterampilan mengajar, maka akan sulit bagi seorang siswa menyerap ilmu yang diberikan oleh guru tersebut. Pada kenyataannya banyak para guru yang mengajar dengan pola tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar ini (Wongkar, 2011). 
Pendidikan sebagai upaya untuk memanusiakan manusia, memiliki makna bahwa proses pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan harus bisa memberikan pelayanan yang optimal kepada setiap siswa baik untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat kelompok maupun kebutuhan individual. Salah satu implikasi untuk mewujudkan pelayanan yang dapat memenuhi karakteristik siswa yang berbeda-beda itu adalah dengan menerapkan model mengajar secara berkelompok atau perorangan atau disebut dengan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. 
Pendidikan dan pembelajaran di satu sisi harus dapat mengantarkan manusia (siswa) dalam kebersamaan, artinya mengembangkan kehidupan sosial. Di sisi lain bahwa setiap manusia (siswa) juga memiliki kebutuhan yang bersifat individual. Pendidikan dan pembelajaran yang efektif tentu saja adalah yang dapat memenuhi atau memfasilitasi adanya kebersaam disamping terpenuhinya kebutuhan secara individual. Dalam pengajaran klasikal, kebutuhan siswa secara induvidu belum dapat terlayani secara maksimal. Guru biasanya hanya memperhatikan kebutuhan siswa pada umumya di kelas yang dia ajarkan. Adapun sifat-sifat atau karakteristik yang bersifat individual belum dapat terlayani secara optimal. Oleh karena itu, guru secara profesional disamping guru harus melayani siswa secara klasikal juga jangan mengabaikan kebutuhan siswa secara individual.
Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan ini harus dilatih dan dikembangkan, sehingga para calon guru maupun guru dapat memiliki banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
2. Bagaimana peranan guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan
3. Apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi agar pengajaran kelompok kecil dan perorangan dapat terwujud
4. Apa saja pola penggunaan pengajaran kelompok kecil dan perorangan dalam kelas
5. Apa saja komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
6. Apa saja prinsip-prinsip dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan


 BAB II 
PEMBAHASAN 


2.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan “kecakapan untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan mengajar adalah “melatih”. DeQueliy dan Gazali (Slameto, 2010:30) mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru adalah penilaian berupa tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sedangkan pengertian untuk ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah kecakapan menanamkan pengetahuan yang dilakukan pada sekelompok siswa dan pada siswa secara individu (Muhidin, 2011). 
 Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru membimbing murid dalam belajar secara kelompok dengan jumlah berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya. Sedangkan keterampilan dalam mengajar perorangan adalah kemampuan guru dalam membimbing murid dalam belajar secara individual terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau bermasalah. 
Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik. Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berfikir peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta didik.

2.2 Peranan Guru dalam Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan, maka guru berperan sebagai:
1. Organisator dalam kegiatan belajar mengajar
Tugas guru sebagai organisator dalam kegiatan pembelajaran adalah menentukan dan mengarahkan bagaimana cara siswa melakukan kegiatan, mengatur lingkungan belajar, dan mengoptimalkan sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pengorganisasian ini yang lebih penting adalah mengatur siswa dan memberikan tanggung jawab kepadanya untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
2. Sumber informasi bagi siswa
Guru adalah salah satu sumber informasi bagi siswa. Informasi yang disampaikan guru dapat berupa informasi mengenai langkah-langkah pelaksanaan tugas, mauun informasi lain yang diperlukan siswa untuk mengajar kelompok kecil dan perorangan. Selain informasi dari guru, siswa juga dapat menggali sumber informasi dari berbagai sumber, seperti buku teks, majalah, surat kabar, televisa, radio, dan sebagainya. 
3. Pendorong siswa untuk belajar (motivator) 
Agar siswa mau belajar, maka guru memberikan dorongan (motivasi) kepada siswa. Sebagai motivator, guru harus menciptakan kondisi kelas yang merangsang siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam kelompok kecil dan perorangan. Untuk menjadi motivator belajar guru hendaknya: 
• Mengetahui kebutuhan para siswa dan latar belakang pribadinya sehingga upaya memberikan motivasi belajar kepada siswa sejalan dengan kebutuhan siswa tersebut. 
• Menjalin hubungan baik dan harmonis dengan para siswa agar kepatuhan dan kepercayaan siswa kepada guru tertanam pada siswa. 
• Kaya akan berbagai bentuk dan jenis upaya untuk melakukan motivasi kepada siswa. 
• Memiliki perasaan humor yang positif dan normative sehingga tetap disegani dan disenangi oleh siswa. 
• Menampilkan sosok kepribadian guru yang menjadi panutan siswa. 
4. Pendiagnosaan kesulitan siswa serta pemberian bantuan sesuai kebutuhan siswa 
Guru mempunyai peranan sebagai diagnostician dalam proses belajar mengajar, yaitu mengenal anak secara individual mengenai kemajuan belajar, kelemahan mereka, kesulitan yang mereka hadapi, dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan siswa. 
5. Penyediaan materi dalam kesempatan belajar bagi siswa 
Guru juga bertugas menyediakan pelajaran yang akan dipelajari siswa dalam pengajaran kelompok kecil maupun perorangan. Berbagi sumber yang diperlukan siswa dalam proses belajar mengajar tersebut perlu disediakan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepada siswa sehingga dapat mengaktualisasikan kemampuan-kemapuan yang mereka miliki untuk menyelesaikan tugas atau masalah yang mereka hadapi. 
6. Guru mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti siswa Guru sebagai peserta kegiatan mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti siswa berarti guru ikut menyumbangkan pendapatnya untuk memecahkan masalah atau mencari kesepakatan bersama seperti halnya para siswa.

2.3 Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi Agar Pengajaran Kelompok Kecil dan Perorangan Dapat Terwujud 
Pada dasarnya, siswa mempunyai karakteristik yang sangat berbeda satu dengan lainnya. Untuk melayani perbedaan ini, diperlukan variasi pengorganisasian kegiatan klasikal, kelompok kecil, dan perorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan hanya mungkin terwujud jika terpenuhi syarat-syarat berikut: 
1. Ada hubungan yang sehat dan akrab antara guru-siswa dan antar siswa. 
2. Siswa belajar dengan kecepatan, kemampuan, cara, dan minat sendiri. 
3. Siswa mendapat bantuan sesuai dengan kebutuhannya. 
4. Siswa dilibatkan dalam perencanaan belajar. 
5. Guru dapat memainkan berbagai peran (Adikara, 2008). 

2.4 Pola Penggunaan Pengajaran Kelompok Kecil dan Perorangan dalam Kelas 
Ada empat pola pengorganisasian yang bervariasi dalam melaksanakan pengajaran kelompok kecil dan perorangan, antara lain: 
1. Kelas Besar → Kelompok Kecil + Perorangan → Kelas Besar 
Dalam pola ini kegiatan belajar mengajar di kelas dimulai dengan pertemun klasikal (kelas besar) untuk memberikan infomasi umum yang diperlukan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Informasi yang diberikan kepada siswa antara lain: 
• Pokok bahasan yang akan dipelajari 
• Tugas-tugas yang akan dikerjakan 
• Langkah-langkah mengyelesaikan tugas 
• Informasi lain yang diperlukan 
Setelah itu, siswa diberi kesempatan untuk memilih kegiatan dengan bekerja dalam kelompok kecil atau bekerja perorangan. Setelah siswa mengyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam kelompok kecil atau perorangan, kegiatan belajar mengajar berikutnya adalah mengikuti pertemuan klasikal kembali untuk melaporkan tugas-tugas yang mereka kerjakan. 

2. Kelas Besar → Kelompok Kecil + Kelompok Kecil → Kelas Besar

Dalam pola ini, pertama, siswa mengikuti penjelasan secara klasikal mengenai pokok-pokok bahasan yang akan dipelajari, tugas-tugas yang akan dikerjakan, serta langkah-langkah melaksanakan tugas tersebut. Kedua, siswa diminta untuk bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Kemudian, siswa diminta melaporkan hasil-hasil yang diperoleh dari pengetahuan dalam kelompok kecil dalam kelas (laporan secara klasikal). 

3. Kelas Besar → Perorangan → Kelompok Kecil → Kelas Besar 

Dalam pola ini pertemuan diawali dangan penjelasan umum mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari, serta tugas-tugas yang akan dikerjakan siswa. Setelah mengikuti penjelasan umum, siswa langsung mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru secara perorangan, kemudian siswa diminta bergabung dalam kelompok kecil untuk membahas hasil yang telah diperoleh dari bekerja secara perorangan untuk di diskusikan bersama dalam kelompok kecil. Setelah itu, siswa diminta untuk melaporkan hasil yang diperoleh dalam kegiatan kelompok kecil kepada seluruh siswa dalm kelas. 

4. Kelas Besar → Perorangan + Perorangan → Kelas Besar 

Proses belajar mengajar dimulai dengan pemberian penjelasan umum kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari, serta tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh siswa. Setelah itu, siswa diminta bekerja secara perorangan untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Kemudian siswa diminta melaporkannya di kelas (secara klasikal). 

2.5 Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan 
Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari: 
a. Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, yang ditampilkan dengan cara: 
1. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa 
2. Mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa 
3. Merespon secara positif pendapat siswa 
4. Membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai 
5. Menunjukkan kesiapan untuk membantu 
6. Menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian 
7. Berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya 

b. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara: 
1. Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakannya 
2. Memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar 
3. Membentuk kelompok yang tepat 
4. Mengkoordinasikan kegiatan 
5. Membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa 
6. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi 

c. Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, yang ditampilkan dengan cara: 
1. Memberi penguatan secara tepat 
2. Melaksanakan supervisi proses awal 
3. Melaksanakan supervisi proses lanjut 
4. Melaksanakan supervisi pemaduan 

d. Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara: 1. Membantu siswa menetapkan tujuan belajar 
2. Merancang kegiatan belajar 
3. Bertindak sebagai penasihat siswa 
4. Membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri. 

2.6 Prinsip-prinsip dalam Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan 
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Guru yang terbiasa mengajar secara klasikal,sebaiknya mulai belajar mengajar dengan menggunakan kelompok kecil dan kemudian perorangan. 
2. Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan perorangan. 
3. Pengorganisasian siswa, sumber materi serta waktu merupakan langkah pertama yang diperhatikan guru. 
4. Kegiatan pengajaran harus diakhiri dengan kulminasi. 
5. Dalam pengajaran perorangan guru perlu mengenal sisswa secara pribadi. 

2.7 Kelebihan dan Kekurangan dalam Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan 
Kelebihan: 
1. Dalam proses mengajar ini memungkinkan penyerapan pelajaran pada setiap siswa dapat lebih maksimal. 
2. Guru dapat lebih mudah melakukan pendekatan pada setiap masing-masing siswa sehingga guru dapat memahami karakter masing-masing siswa, jadi guru lebih mudah menentukan metode pembelajaran yang cocok untuk siswa. 
Kekurangan: 
1. Pengembangan informasi kurang luas karena keterbatasan siswa. 
2. Kurangnya motivasi siswa dalam bersaing karena variasi karakter siswa terbatas. 
3. Kurangnya jiwa social pada siswa. 


BAB III 
KESIMPULAN 


Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat memfasilitasi system pembelajaran yang di butuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan mengajar ini harus di latih dan di kembangkan, sehingga para calon guru atau guru dapat memiliki banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran. 
Adapun komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan yaitu keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, dan keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. 
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan yaitu pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual, memperhatikan dan melayani kebutuhan murid, mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif, merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal murid, pergeseran dari pengajaran klasikal ke pengajaran kelompok kecil dan perorangan, langkah pengajaran kelompok kecil dan perorangan, dan menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya. 
Begitu pula kelebihan mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah, penyerapan pelajaran pada setiap siswa dapat lebih maksimal, guru dapat lebih mudah melakukan pendekatan pada setiap masing-masing siswa sehingga guru dapat memahami karakter masing-masing siswa, jadi guru lebih mudah menentukan metode pembelajaran yang cocok untuk siswa. Sedangkan kekurangannya adalah, pengembangan informasi kurang luas karena keterbatasan siswa, kurangnya motivasi siswa dalam bersaing karena variasi karakter siswa terbatas, kurangnya jiwa sosial pada siswa. 
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar kelompok kecil dapat dikatakan mengajar di luar kelas, seperti bimbel dan PM. Adapun yang diajarkan berbeda murid dan berbeda kelas. Sedangkan keterampilan mengajar kelompok besar yaitu di dalam satu kelas dengan semua murid. Begitu pula mengajar perorangan yaitu secara individu, baik secara tatap muka (face to face) atau di luar kelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar